Rabu, 05 Juli 2017

[FANFICTION BTS]

Just One Day



Chapter 1



Author : D.A’Grace Young

Title : Just One Day

Genre: Sad, Romance, Friendship, School life

Cast :   

1.  Han Chaerin as You(OC)


[Mencintai memang tak sepenuhnya mudah. Terkadang hati kita akan terasa sakit jika kita salah menempatkan hati kita untuk cinta]
2. Min Yoongi as Suga

[Hidupku tak semudah membalikkan telapak tangan. Hanya bisa melihatmu tanpa bisa menyentuhmu. Hatiku sakit oleh penantian yang tak kunjung menghampiriku]


Support cast :    - Kae Nara as Nara (OC)
- Park Rachel (OC)
-Park Jimin as Jimin
-Jeon Jungkook as Jungkook
-Kim Seok Jin as Seok Jin
-Jung Ho Seok as HoSeok
-Kim Namjon as Namjon
-Kim Taehyung as Taehyung
Length             : Chapter
Note : The storyline is pure of my mine.
Warning : Typo bertebaran dimana-mana cerita gaje dan jangan copy paste tanpa ijin dari saya.

Summary
-
-
-
Neol bogosibda haedo dashin bolsu-eopgetjyo! (meskipun aku merindukanmu,aku tidak akan pernah bisa melihatmu)








When you call out my name, I’m captivated by your voice.
I want to know you better.
Like an explorer exploring the unknown forest.
-
You’re like a masterpiece that I want to reflect on,
because your presence is art.
This is what I imagine every night,
it doesn’t matter because it’s a senseless dream anyway.
-Just One Day-

∞∞Just One Day∞∞

Han Chaerin Pov.

Dulu kami bersahabat baik. Kami selalu bersama kemanapun kami pergi walaupun sekolah kami berbeda. Rumah kami pun juga berjarak tak jauh, mungkin hanya beda komplek saja.  Kami memiliki hobi yang berbeda-beda. Tetapi kami tetap satu karna kami adalah sahabat.
Aku mempunyai 4 sahabat yang sangat menyayangiku. Mereka sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Mereka adalah segalanya bagiku. Mungkin aku tak akan bisa seperti sekarang ini tanpa adanya mereka.

Pertama adalah Kae Nara dia sangat menyukai olahraga bela diri, meskipun begitu dia masih terlihat sisi seorang yeoja-nya. Sesekali dia akan pergi ke salon bersama eommanya, sesekali juga dia akan membeli alat kosmetik untuk dia kenakan. Dia adalah satu-satunya  sahabatku yang berjenis kelamin sama sepertiku. Dia sangat baik denganku. Bahkan terkadang aku berpikir bahwa dia adalah malaikatku ku. Karna dia selalu ada disaat aku butuh.

Yang kedua adalah Jeon Jungkook, dia seseorang yang sangat mengerti tentang seluk beluk perempuan dia tau bagaimana ekspresi seorang perempuan yang sedang berbohong atau tidak. Dia adalah satu-satunya sahabat yang memiliki pemikiran yang sama denganku. Dia juga sangat manis, ketika dia baik. Tapi dia juga akan seperti monster saat dia marah. Terkadang saat dia marah aku sampai tak tau apakah itu benar dia atau bukan. Dia sangat suka menggambar, dia pernah menggambar wajahku tahun lalu ketika aku sedang berulang tahun. Itu adalah kado berkesan yang pernah aku terima selama ini.

Yang ketiga adalah Jung Ho Seok dia adalah satu-satunya sahabatku yang mempunyai pemikiran yang dewasa. Sesekali dia akan memarahi kami saat kami berbuat salah. Dia adalah seseorang yang tak bisa menentang ibunya. Dia sangat menyayangi ibunya bahkan lebih dari pada dirinya sendiri. Dia adalah seorang yang fashioneble dia sangat menyukai fashion dan dia tau banyak tentang fashion.


Yang keempat adalah Park Jimin dia mempunyai kharisma yang sangat kuat. Bahkan para yeoja akan terasa meleleh jika bertemu dengannya. Dia yang paling populer diantara kami. Dia sedikit manja kepada orang tuanya. Dia adalah yang paling jahil diantara kami. Terkadang kami merasa kesal dengannya tapi tak sekalipun kami berani memarahi atau menegornya. Entah apa yang membuat kami menjadi tak berdaya saat melihat wajahnya. Tapi yah itulah yang kami rasakan, kami seakan tersihir oleh sihir yang mematikan. Dia sangat menyukai olah raga basket dan dia ingin menjadi pemain basket yang hebat suatu saat nanti.

Dan sekarang giliran aku. Aku sangat menyukai hal  seperti balap motor, memanah, menembak.  Ini mungkin sedikit terdengar aneh bagi semua orang karna ini terlalu tidak biasa bagi seorang yeoja sepertiku, aku menyukai suatu hal yang bukan sewajarnya seorang yeoja sukai. Biasanya seorang yeoja yang baru menginjak dewasa sepertiku akan pergi ke mall membeli barang-barang yang cantik untuk dikenakan atau pergi kesalon untuk sekedar mengubah gaya rambut atau bla…bla..bla.
Tapi yah inilah aku, ini adalah gambaran aku apa adanya tanpa ada pengurangan atau penambahan sedikitpun. Entah apa yang membuatku menyukai itu semua. Seperti halnya balap motor. Balap Motor seakan sudah mendarah daging bagiku .Ini adalah sesuatu yang aku rasakan saat pertama kali mencoba mengikuti arena perlombaan balap motor 5 tahun yang  lalu.

∞∞Just One Day∞∞

Flashback on.

“Ppreum…. Ppreum… ppreum..!”.
Suara itu begitu mengiang ditelingaku.  Ini pertama kalinya aku mengikuti perlombaan seperti ini. Ini sedikit menakutkan bagiku tapi entah mengapa rasa percaya diri seketika menghantuiku. 
Aku melihat sorak ceria sahabat-sahabatku yang menyemangatiku untuk mengikuti perlombaan ini. Aku tau mereka sangat khawatir terhadapku tapi dengan mereka yakin bahwa aku akan baik-baik saja semua rasa khawatir itu seketika menghilang. Aku adalah satu-satunya yeoja di arena balap ini.

 Ini gila, aku merasakan bahwa mungkin aku sudah gila mengikuti ini. Tapi entah kenapa aku sangat ingin mengikuti perlombaan ini. Appaku yang notabennya adalah seorang pengacara  selalu melarangku untuk menaiki motor. Dia berpikir bahwa aku akan menjadi gadis yang nakal jika aku mengendarai motor. Itu adalah alasan yang tak masuk akal bagiku. Ini keren, motor adalah nafasku, aku berpikir bahwa aku akan terlihat keren jika aku menaiki motor. Tapi kenapa dia melarangku?, membuatku frustasi sampai aku melakukan aksi kabur untuk menghindarinya.

Oke, dia benar aku memang sudah menjadi gadis nakal sekarang. Tapi aku tidak peduli dengan itu semua. Inilah aku, kumohon terimalah aku apa adanya, aku ingin hidup bebas tanpa adanya paksaan dari siapapun. Aku ingin bebas seperti burung yang bertebangan diangkasa sana. Menikmati hembusan angin yang sebagian menerpa tubuhnya. Aku ingin bebas kumohon.
“Han Chaerin-yaa, kau pasti bisa!, berusahalah dan jangan buat kami khawatir!”. Suara keras dari Nara seketika membuyarkan lamunku. Aku menengok kearahnya lalu aku membuka helmku perlahan.
“Berjanjilah kau akan membelikanku daging jika aku menang nanti”. Teriakku kepada Nara, dia tersenyum kearahku lalu sesegera mungkin memberikan kedua jempolnya kepadaku yang menandakan bahwa dia setuju dengan tawaranku.
“ Yaa, kami tidak akan bertemu denganmu lagi jika kau berbuat hal yang dapat mengkhawatirkan kami. Arra?” Teriak Ho Seok kepadaku, aku melihat aura kekhawatiran terpancar dari wajahnya. Tapi itu semua malah membuatku ingin tertawa.

3…



2…



1…


Goooooooo……….!


Aku melajukan motorku dengan kecepatan tinggi. Aku merasakan ada semangat yang membara dalam tubuhku.
“Aku, harus menang!” Ucapku menyemangati diriku sendiri.
Bukankah ini hebat, aku melajukan motorku sekarang. Dan ini lebih seru dibandingkan harus bermain game balap motor di ponselku. Aku berada di posisi keempat sekarang.
“Ayo Chaerin, Tunjukan kemampuanmu kepada mereka!” Teriak Jimin yang entah mengapa setiap kata yang terucap dari bibirnya semakin menambah ambisiku untuk menang.
Aku semakin mempercepat laju motorku. Aku  berusaha melewati beberapa pembalap lainnya. Dan aku berhasil, aku berada di posisi pertama sekarang. Bukankah ini hebat?
“Haha, aku membuat kemajuan saat ini juga! Akan kubuktikan pada mereka bahwa seorang yeoja tak bias diremehkan begitu saja!” Seruku dari balik kaca helmku.

.

.

.

Dan akhirnya FINISH.

“Yehey, aku berhasil!” Teriakku sembari melepas paksa helm yang kukenakan. Aku tersenyum bahagia kala melihat keempat sahabatku yang berlari kearahku.
“Kau benar-benar hebat Chaerin” Kata Jimin yang langsung saja memelukku.
“Omo, omo, omo! Apakah ini mimpi? Jimin memelukku? Bukankah ini yang selalu kuharapkan?” Ucapku dalam hati.
 “Jimin-ya lihatlah kau membuat chaerin tak dapat bernapas! Apa kau mau membunuh chaerin secara perlahan?” Seru jungkook yang sepertinya tak suka melihat kami berpelukan.

Flashback off.

∞∞Just One Day∞∞


Aku sangat merindukan sahabat-sahabatku. Sahabat yang selalu mendukungku. Sahabatku yang walaupun mereka jahil namun mereka sangat baik. Sahabat yang sangat-sangat-sangat aku sayangi. Aku merindukan semua hal tentang mereka. Namun kini aku hanya bisa mematung sendiri disini sembari mengingat kenangan-kenangan indah bersama mereka.
Aku pindah ke Canada tahun lalu. Itu adalah mimpi buruk bagiku, karna semenjak itu aku tidak pernah bisa lagi bertemu ataupun berkomunikasi dengan mereka. Kami kehilangan kontak karna ponselku yang lama disita oleh appaku, aku sangat meridukan gemerlap kota Seoul. Aku ingin pulang, aku ingin ke Seoul sekarang juga! Aku merindukan sahabat-sahabatku, aku juga sangat merindukan appa dan eomma.
“Aaaaakkkkkkhhhhhh!” Aku mengacak asal rambutku, mungkin frustasi tengah melandaku saat ini juga.
“Yaa, Appa kenapa kau mengirimku kesini?Kenapa kau mengirimku ke tempat  Eonnie!” Teriakku lagi dari balik jendela kamarku. “Aissh, menyebalkan!”Lanjutku.
“Yaa, Yeoja Pabo! Apa yang kau lakukan sekarang ini? Apa kau tak tau jam berapa sekarang ini?” Teriak seorang namja dari sebrang apartemen eonnieku.
 “Memang apa pedulinya denganmu? Ini mulutku aku bebas menggunakannya!” Teriakku membalasnya. Aku sangat mengenal namja itu, namja itu adalah alasan terbesar yang membuatku tak betah hidup disini. Dia sangat menyebalkan. Sangat-sangat menyebalkan terlebih lagi dia satu sekolah denganku.
 “Aku tau kau punya mulut! Tapi pergunakan mulutmu itu dengan baik, jangan sampai aku merobek mulutmu besok pagi!” Ucapnya dengan nada tinggi.
“Heol! Lakukan saja semaumu aku tidak peduli”. Setelah mengucapkan itu aku langsung saja menutup jendela kamarku kasar. Aku sangat kesal dengan namja itu aku sudah cukup bersabar selama ini dan kupikir aku akan mulai membalasnya besok.
“Apa? Dia mau merobek mulutku? Lihat saja akan kurobek duluan mulutnya besok!” Ancamku kepadanya.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi, aku membasuh wajahku perlahan dan kemudian kulanjutka dengan menggosok gigi.
“Awas saja, akan kubalas kau!” Kesalku padanya, “Namja itu pertama kali aku bertemu dengannya kukira dia sangat baik karna dia memiliki senyaman semanis gula. Tapi ternyata…….”
 “Akkhhhh kenapa aku jadi memikirkan namja pabo itu!”. Ucapku yang seperti orang bergumam karna mulutku terpenuhi oleh busa. Aku membilas mulutku lalu langsung saja kulangkahkan kakiku menuju tempat tidurku. Tak lupa sebelum tidur aku memutar lagu milik BIGBANG berjudul Blue, lalu langsung saja kubanting asal tubuhku di ranjang tempat tidurku.

∞∞Just One Day∞∞

Aku melihat sebuah kilauan cahaya menerobos sebagian wajahku, yang seketika memaksaku untuk membuka mata.
“Chaerin-yaa, apa hari ini kau tak pergi kesekolah?” Suara lembut eonniku seketika membuat mataku menjadi setengah terbuka.
“Eonnie jam berapa sekarang?”. Tanyaku yang masih belum bisa membelalakkan mata.
 “Mungkin sekarang sudah pukul 07.15 a.m!” Suara lembut eonnie seketika membelalakkan mataku.
“Eonnie-yaa kenapa kau tak membangunkanku dari tadi? Aku sudah terlambat lima menit,bisa-bisa aku digantung oleh guru botak itu hari ini!”Tanpa basa-basi aku pun langsung saja berlari menuju kamar mandi lalu menggosok gigiku dan setelah itu aku berlari mengambil seragamku dan langsung saja kupakai.
“Eonnie, bisa antarkan aku sekarang juga? Aku tak punya waktu untuk menunggu bus!” Ucapku tergesa-gesa.
“Aku hanya bercanda denganmu kenapa kau menanggapinya dengan serius? Ini baru pukul 06.00 kita masih punya waktu 1 jam untuk bisa pergi ke sekolah, lagi pula kau akan pergi kesekolah tapi kau tak mandi, apa kau tak malu? Sana bersihkan tubuhmu!” Kata eonnieku sembari menahan tawa.
 “Eonnie, kenapa kau mengerjaiku? Aishh!”  Kesalku padanya.

∞∞Just One Day∞∞

 [Canada,  06.35 AM]

Aku berangkat dari rumahku menuju sekolahku dengan mengendarai sebuah mobil yang cukup besar.
 “Eonnie, aku yakin kau punya banyak uang karna sekarang kau sudah bekerja menjadi seorang pelatih ballerina di Canada ini, jadi…. Belikan aku montor ya..ya!” Ucapku sembari memohon-mohon padanya.
 “Bukankah kita sudah mempunyai mobil ini?”. Tanya eonnie kepadaku.
 “Aku tau tapi ini mobil bukan motor, ayolah belikan aku, aku berjanji aku akan menjadi seorang dongsaeng yang baik jika kau belikan motor nanti!” Eonnie ku tersenyum sejenak lalu langsung saja dia menghentikan paksa laju mobilnya.
 “Kau bilang kau sangat menyukai motor! Pasti kau tau banyak tentang motor bukan?” Tanya eonnie beruntun terhadapku.
“Ne, wae?” Tanyaku menanyakan balik.
 “Aku tau kau mengenal pria itu karna dia memakai seragam sekolah yang sama persis seperti punyamu, dan dia sekarang sedang kesusahan, kurasa motornya mogok kau bisa membantunya bukan?”Ujar eonni perlahan kepadaku.
“Tentu saja aku bisa membantunya tapii….! Shireo!” Ucapku mengelak, karna aku baru menyadari bahwa seseorang yang ditunjuk eonni itu adalah Kim Namjon teman dari seseorang yang  membuatku kesal tadi malam.
“Wae? Kenapa kau tak mau? Tak seharusnya kau seperti itu, kajja bantu dia!” Ujar eonni memaksaku, dan akhirnya dengan berat hati aku turun dari mobil besar ini.


∞∞Just One Day∞∞

 “Permisi, apa motormu ada masalah?” Ucap manis eonniku kepadanya.
“Ah, kurasa begitu!” Kata namja itu sembari menggaruk rambutnya asal. “Aku tak tau banyak tentang motor, dan sekarang motor ini tak mau jalan sedangkan aku harus sesegera mungkin datang kesekolah karna aku ada rapat kelas pagi hari ini.” Jelasnya kepada eonniku.
“Tak tau banyak hal tentang motor tapi masih nekad mengendarainya, tsk..tsk..tsk!” Sindirku kepadanya. Tak selang lama eonni menginjak kakiku. “Ahhh, appo!” Ringisku sembari mengelus-elus kakiku sendiri. “Aissh, baiklah mana motor buntutmu itu?.”
Aku mencoba mengecek semua hal yang aku tau, sampai akhirnya aku menemukan masalahnya dan sesegera mungkin memperbaikinya. Tak selang beberapa menit aku sudah bisa memperbaikinya.
“Cobalah!” Ujarku kepadanya. Tanpa basa-basi dia langsung saja mencoba menghidupkan mesin di motornya. “Ppreum…. Ppreum” Suara itu seketika membuatku tersenyum. “Dalam urusan ini memang aku yang paling hebat” Gumamku.
“Kau memang yeoja yang hebat, aku belum pernah melihat yeoja sekeren dirimu! Lantas apakah yang harus kulakukan untuk membalas kebaikanmu ini!” Aku sudah menduga ini akan terjadi.
“Aku hanya ingin kita berangkat bersama ke sekolah mengendarai sepeda motormu dan aku yang menyetirnya”. Ujarku yang disertai senyum smirk di bibirku.
“T-ttapi, bagaimana dengan eonnimu?” Tanyanya kepadaku. Aku tau dia hanya mengelak.
“Aku bisa mempercayakan Chaerin kepadamu bukan?” Setiap kata yang keluar dari mulut eonni seketika membuatku tersenyum bahagia. “Kau memang eonni yang bisa diandalkan” Ucapku dalam hati.
“Tapi sebaiknya, biar namja ini yang menyetir motornya!” Launjut eonni yang seketika membuat senyuman dibibirku menghilang.
“Ahh, eonni!! Waeyo?” Rengekku padanya. “Padahal baru saja aku memujinya” Seruku dalam hati karna aku masih tak terima dengan ucapan eonni.
“Atau kau berangkat bersamaku!” Kata eonni sembari memberikan senyum smirknya kepadaku.
“Aissh, arraseo!” Pasrahku padanya. “Baiklah, itu lebih baik dari pada aku tak pernah menaiki motor lagi” Lanjutku berbicara.
∞∞Just One Day∞∞

Suga pov.


Aku melangkahkan kakiku keluar rumah. “Udara yang tak begitu buruk!” Aku menghirup udara itu perlahan lalu kemudian membuangnya. “Apa ini musim salju?” Kataku terkejut melihat banyak salju berjatuhan di depan apartemenku. “ Ahh, disini sangat dingin!” lanjutku berbicara.

“ Ini memang awal musim salju my dongsaeng!” Ucapan itu seketika membuat kepalaku mendongak ke arah sumber suara.
“Hyung! Apakah itu kau?” Tanyaku yang masih tak percaya. “B-b-agaima-mana bisa kau disini? Bukankah kau di Seoul? Ahh tidak, apakah aku bermimpi?” Ujarku yang bertingkah tak karuan.
“Haha, apa sebegitu rindunya kau terhadapku?” candanya memulai lelucon. “Apa kau sangat merindukan wajah tampan hyungmu ini?” Ucapnya sembari memberikan wink kepadaku.
“Aiiisshh, kau masih saja seperti itu hyung! Kau sangat menjijikkan. Tapi kau benar, sudah 2 tahun aku tak melihatmu!” Aku langsung saja memeluk erat tubuh hyungku itu.
Ini pertama kalinya aku tersenyum sangat bahagia. Entah kenapa aku sangat merindukan hyungku yang satu ini! Yaah, walaupun sebenarnya sih dia hanya hyung angkatku saja. Tapi aku sangat merindukannya. Dia bukan pacarku tapi aku sangat merindukannya itu sangat aneh bukan?. Heii jangan berpikir bahwa kami gay. Aku merindukannya karna dia yang selama ini bersamaku. Dia yang selama ini merawatku, dia yang selama ini membelaku dari amarah appaku. Dan dia bisa dibilang sebagai malaikatku.
“Bagaimana bisa kau disini? Apa kau tak ada jadwal pemotretan?”Tanyaku kepada hyungku sendiri.
“Kau pikir aku akan berlibur disini? Aku kesini karna ada jadwal pemotretan disini!” Ucapnya sembari menjitak kepalaku kasar.
“Aiisshhh, kau membuat mood ku jelek hari ini! Baiklah, nikmati apartemenku sepuasmu, karna aku harus sesegera mungkin menuju sekolah untuk menuntut ilmu okay.”
“Sejak kapan kau menyukai sekolah?” Tanya hyungku heran.
“Sejak tadi pagi!” Kataku dingin. “ Ini kunci apartemenku, dan nikmati pulau kapukku itu!” Ujarku sedikit menyindir kepadannya.
“Arraseo…Arraseo!” Ucap hyungku yang kemudian berlalu meninggalkanku dan masuk menuju apartemenku.

∞∞Just One Day∞∞

Oke, sekarang tibalah aku di sekolah yang nyaris sama sekali tak kusuka, karna mungkin aku akan melihat seorang yeoja yang kusuka. Aku tak pernah bisa tenang melihatnnya, jantungku selalu berpacu kuat ketika melihat wajahnya. Aku selalu bersikap dingin didepannya seperti orang bodoh. Aku hanya ingin mengelak dari perasaan ini. Sebenarnya aku masih tak percaya kenapa aku menyukainya ini aneh, dia bukan yeoja idamanku tapi aku menyukainya? Bukankah ini sangat tidak masuk akal?

Aku membuka pintu mobilku perlahan, dan kemudian langsung saja aku menuruni mobil mewah pemberian appaku ini. Tak lupa aku langsung saja mengambil sebuah kacamata bewarna hitam pekat di saku celanaku. “Kuharap aku tak melihatnya kali ini!” Seruku sembari memakai kacamata itu. Namun tak selang beberapa menit sebuah motor yang berlalu tepat dihadapanku membuatku membuka paksa kacamataku.
“Bukankah itu Chaerin dan Namjoon?” tanyaku yang sukses bembuat mulutku menganga.
 Apa yang akan kau lakukan jika melihat orang yang sekarang telah berada dihatimu,tiba-tiba saja bersama sahabatmmu?

Sakit bukan?

Rasanya hatiku seperti tertusuk oleh sebilah pedang.
 Apa yang seharusnya aku lakukan sekarang?
Aku seorang Namja dan sekarang aku tak berdaya!
Aku mematung sejenak, tubuhku sangat sulit untuk kugerakkan. Hatiku sakit benar-benar sakit. Ini pertama kalinya aku merasakan hatiku sesakit ini selama aku terlahir didunia ini. Bisakah ini hanya mimpi? Kumohon bisakah ini hanya mimpi?

KRIIINGGG…..KRRIINNGGG

[Bel sekolah telah berbunyi]

∞∞Just One Day∞∞

-- 1003 Cheongdam-dong Gangnam-gu Seoul ---
[Korea Selatan, Seoul 03.00 PM]
Kae Nara pov.

Drrrtttt…Drrttt…..

“Yaa, apa kau lupa dengan janji kita?” Teriak seorang namja dari ujung telephone. “Kau tau? aku sudah menunggu selama 30 menit di depan rumahmu” Teriak namja lain yang memarahiku.
“Janji? Janji apa? Aku sedang tidur, kenapa kau selalu mengganggu mimpi indahku hah?” Teriakku balik.
“Mworago, kau lupa? Bukankah kau yang meminta kami untuk pergi ke rumahmu, kemaren? Bahkan kemaren kau merengek agar kami mau menjemputmu karna mobilmu sedang diperbaiki”. “Sekarang cepat bangunlah, dan bersiaplah untuk ke rumah HoSeok. Karna aku sudah lelah menunggumu, tau begitu aku tinggal saja kau dari tadi!” Omel namja yang lainnya.
“Arraseo arraseo! Aisshh… dasar laki2 memang tak bisa untuk bersabar!” Omelku yang kuakhiri dengan membanting asal ponselku di ranjang tempat tidurku.

Skip.

“Kenapa kita berheti di toko ini? Kau mau membeli kue untuk siapa? Pacarmu?” Kataku beruntun kepada Park Jimin  sahabatku.
“Ah, kau memang pelupa!” Ucap Jimin terhadapku.
“Sudahlah lebih baik bersegeralah turun!” Seru Jungkook menambahkan.
Aku masih bingung dengan mereka, apa yang mau mereka lakukan sebenarnya? Siapa yang berulang tahun? Kenapa mereka berhenti didepan Cake Shop!
“Ah, ya…ya..ya! Tanggal berapa sekarang?” Tanyaku yang baru turun dari mobil.
“ 5 Desember wae? Kau ingat sesuatu?” Ujar Jimin menyindirku.
“Ahh, aku ingat sekarang! Bukankah hari ini hari ulang tahun namdongsaengnya HoSeok?Kalau tidak salah namanya Jung Ho Nam?” Seruku yang baru mengingat sesuatu.
“Baru ingat kau sekarang? Pikiranmu dari tadi kemana saja? Dasar tak peka!” Kata Jimin yang kemudian berlalu didepanku.
“Heol, aku kan hanya melupakan sedikit!” Ucapku sembari melipat kedua tanganku di dada.
“Sedikit kau bilang!” Tambah Jimin yang kemudian menoleh kearahku
“Ya, apa kalian akan terus bertengkar seperti kucing dan tikus? Sudahlah, aku sudah terlalu malas melihat kalian bertengkar lagi.” Teriak Jungkook yang berada diantaraku dan Jimin.
“Arraseo!” Sentak ku dan Jimin bersamaan kepada Jungkook.
“Tsk, sudahlah! Andai saja ada Han Chaerin disini pasti aku tak akan sendirian menghadapi kalian sekarang!”


∞∞Just One Day∞∞

[Canada,  05. 39PM]
Suga Pov.

Ku berjalan menyusuri jalan kota yang dipenuhi oleh hiruk pikuk aktifitas manusia. Mobil Acura bewarna hitam terang yang kukenakan untuk pergi kesekolah tadi pagi kini sudah tak lagi bersamaku.
Dan kini hanya sebuah sepatu bermerek nike yang mengiringi langkah gontaiku. Aku berjalan sembari melihat sekeliling, merasakan adanya hembusan angin sore yang menerpaku. Entah apa yang kurasakan saat itu, seketika aku teringat akan suatu hal.
 Bayangan itu masih tertata rapi di memoryku. Bagaimana aku bisa melupakan kejadian tadi pagi di sekolah dengan mudahnya?
Bagaimana bisa aku melupakannya?

Bagaimana bisa?
.
.
.
Aku melihat Chaerin dan Namjoon tadi pagi tengah tertawa terbahak2 di taman sekolah. Mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi! Entah apa yang mereka bicarakan! Tapi itu membuat hatiku sakit.
Aku tak ingin membencinya karna dia adalah sahabatku, tetapi mengapa rasa benci ini tumbuh?
Bisakah aku merelakan ini semua?
 Bisakah aku merelakan Chaerin?
Jujur saat ini juga aku ingin menghilang dari dunia ini. Terlalu sakit untuk kurasakan.  Ini benar-benar sakit kumohon tuhan jangan biarkan aku seperti ini. Aku tak ingin membenci sahabatku. Dia adalah sahabatku, satu-satunya sahabatku. Tak sepantasnya aku membencinya.
Tiba-tiba saja terdengar senandung lagu yang membuatku menghentikan langkahku. Aku melihat pengamen jalanan yang menyanyikan sebuah lagu yang dapat menggetarkan jiwaku.

" Idina Menzel - Let It Go"

Let it go, let it go
Can’t hold it back anymore
Let it go, let it go
Turn away and slam the door

I don’t care
What they’re going to say
Let the storm rage on,
The cold never bothered me anyway

It’s funny how some distance
Makes everything seem small
And the fears that once controlled me
Can’t get to me at all

It’s time to see what I can do
To test the limits and break through
No right, no wrong, no rules for me
I’m free

Let it go, let it go
I am one with the wind and sky
Let it go, let it go
You’ll never see me cry

Here I stand
And here I'll stay
Let the storm rage on

My power flurries through the air into the ground
My soul is spiraling in frozen fractals all around
And one thought crystallizes like an icy blast
I’m never going back,
The past is in the past

Let it go, let it go
And I'll rise like the break of dawn
Let it go, let it go
That perfect girl is gone

Here I stand
In the light of day
Let the storm rage on,
The cold never bothered me anyway



Lagu itu rasanya seperti diperuntukkan kepadaku. Aku tak ingin menangis tetapi kenapa air mata ini semakin deras membasahi pelupuk mataku!
 “Ahhh, ayolah apakah aku menagis?” Seruku pada diriku sendiri. Aku melangkah pergi dari kerumunan orang-orang yang juga melihat konser sederhana itu. Sekarang aku baru menyadari bahwa Cinta tak semudah membalikkan tangan.  

∞∞Just One Day∞∞

Kae Nara Pov.

Tok..tok..tok

“Nde, changkaman-yo” Ucap seorang yeoja paruh baya dari balik pintu rumahnya. “Ah , kalian mari masuklah!” Tambahnya kepada kami.
“Ne eommanim!” Ujar kami bersamaan. Kini aku Jungkook dan Jimin tengah berada di rumah HoSeok sahabat kami. Setelah sekitar 10 menit kami menunggu akhirnya HoSeok datang. 
“ Kau sudah bawa kuenya?” Hoseok melirik kearah Jimin sejenak ia melihat sebuah kantong plastik berukuran besar bertuliskan Cake Shop. Dan itu sudah membuat HoSeok yakin bahwa Jimin sudah membawakan pesananya.
“Tentu!” Singkatnya menjawab. “Dan kapan kita mulai menjalankan rencana pertama kita?” Tambahnya menanyakan.
“Mungkin saat ini juga! Tapi tunggu sebentar..!” HoSeok melangkah pergi dari tempat semulanya. Ia pergi ke lantai atas yang ku ketahui adalah kamarnya. Entah apa yang akan dia lakukan karna aku sama sekali tak tau dengan rencana ini.
“Sebenarnya kalian akan merencanakan apa ‘sih’!” Tanya polosku kepada Jimin. Jimin terdiam sejenak lalu menghembuskan napas perlahan.
“Jangan bilang kau melupakannya lagi!” Katanya yang sepertinya kesal denganku. “Kapan sih kau akan sembuh dari penyakit amnesiamu itu? Sebaiknya segeralah kau pergi ke rumah sakit jiwa agar penyakitmu itu segera sembuh. Kau mengerti?” Dia menekankan kata rumah sakit jiwa itu dengan mantab dan itu membuatku ingin menerkamnya, karna aku sudah kesal dengannya. Aku meremas jariku kuat-kuat, rasanya aku ingin melayangkan tinjuku ke wajahnya. Tapi mengingat bahwa dia adalah sahabatku sendiri aku mengurungkan niatku.
“ Sebaiknya  kau berhati-hati dengan Nara! Lihatlah mukanya sudah memerah kesal denganmu. Atau kau akan habis disini” Aku menoleh ke arah Jungkook perlahan dia lalu membuang muka denganku.
“Kajja kita berangkat!” Seru HoSeok yang sudah berada diambang pintu.
-

-[SKIP TIME]

-
Selama diperjalanan Jungkook menceritakan semua rencana yang akan HoSeok buat untuk dongsaengnya kepadaku. “Kau sudah mengerti?” Ia bertanya padaku dan dia menatap wajahku tajam-tajam mungkin jarak wajah kami sekarang hanyalah 5 cm, matanya yang begitu bening memukau diriku membuatku melontarkan hal yang membuatnya tersipu malu.

“Aku baru menyadari bahwa kau sangat tampan!” Entah apa yang kupikirkan saat itu juga, kenapa aku melontarkan hal yang bodoh. Bukankah selama ini aku selalu melontarkan hal yang sama kepada HoSeok dan Jimin? Kenapa ketika aku melontarkan itu semua ke Jungkook rasanya seperti ada hal yang berbeda?
HoSeok tak sengaja menyentuh rem-nya kasar. Dan itu semua membuat bibir kami menyatu dengan mudahnya. Aku sangat terkejut dengan ini semua, langsung saja kubungkam mulutku sendiri. Aku melihat ekspresi yang sama dari Jungkook. Dia nampak sangat terkejut dan membulatkan matanya perlahan.
“Oh tidak, first kissku?” Pikirku dalam hati, aku menyadari sesuatu yang membuatku merasa sangat malu di depan jungkook. Dan sekarang aku hanya bisa duduk tenang di kursi belakang bersama jungkook, dan mungkin saat ini juga kami seperti patung yang tak dapat bergerak. Canggung itulah yang kami gambarkan saat ini, kami berdua masih mematung sendiri disini, di kursi belakan mobil Jimin. Kurasa Jimin dan HoSeok tak tau akan kejadian tadi. Karna mereka masih fokus melajukan mobilnya.
Jimin menoleh kearah kami berdua, dia memiringkan kepalanya perlahan. “Kurasa ada yang aneh dengan kalian!” Ucapnya yang melihat kami. “Bukankah tadi kalian sangat berisik, tapi kenapa sekarang kalian hanya mematung seperti mayat?”.
“Ani!” Seru kami bersamaan, aku menoleh ke arah Jungkook sejenak. “Gwaenchana-yo”. Lanjut kami. Aku tak mengerti kenapa jungkook selalu melontarkan kata-kata yang sama denganku. Dan itu semua membuat Jimin semakin curiga kepada kami.
“Apa ada sesuatu antara kalian? Semisal Secret Love?” Aku melongo sesaat mendengar ucapan Jimin. Aku tak tau kenapa dia melontarkan kata-kata yang sangat tak masuk akal.
“Aku…..! Dan dia?” Kali ini Jungkook angkat bicara. Dia sepertinya sangat terkejut dengan ucapan Jimin. Jimin hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah kami yang aneh.
“Yaa, apa yang kau katakan haa?” Pekikku pada Jimin. “Kau benar-benar membuatku Bad Mood hari ini! Sudahlah lebih baik kau diam saja!” Aku melipat tanganku di dada dan kemudian membuang muka.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar