Just One Day
Chapter 1
Author :
D.A’Grace Young
Title : Just
One Day
Genre:
Sad, Romance, Friendship, School life
Cast :
1. Han Chaerin as You(OC)
[Mencintai memang tak sepenuhnya
mudah. Terkadang hati kita akan terasa sakit jika kita salah menempatkan hati
kita untuk cinta]
2. Min
Yoongi as Suga
[Hidupku tak semudah membalikkan
telapak tangan. Hanya bisa melihatmu tanpa bisa menyentuhmu. Hatiku sakit oleh
penantian yang tak kunjung menghampiriku]
Support cast : -
Kae Nara as Nara (OC)
- Park Rachel (OC)
-Park
Jimin as Jimin
-Jeon
Jungkook as Jungkook
-Kim
Seok Jin as Seok Jin
-Jung
Ho Seok as HoSeok
-Kim
Namjon as Namjon
-Kim
Taehyung as Taehyung
Length : Chapter
Note :
The storyline is pure of my mine.
Warning
: Typo
bertebaran dimana-mana cerita gaje dan jangan copy paste tanpa ijin dari saya.
Summary
-
-
-
Neol bogosibda haedo dashin bolsu-eopgetjyo!
(meskipun aku merindukanmu,aku tidak akan pernah bisa melihatmu)
When
you call out my name, I’m captivated by your voice.
I
want to know you better.
Like
an explorer exploring the unknown forest.
-
You’re
like a masterpiece that I want to reflect on,
because
your presence is art.
This
is what I imagine every night,
it
doesn’t matter because it’s a senseless dream anyway.
-Just One Day-
∞∞Just One Day∞∞
Han Chaerin Pov.
Dulu kami bersahabat baik. Kami selalu bersama
kemanapun kami pergi walaupun sekolah kami berbeda. Rumah kami pun juga
berjarak tak jauh, mungkin hanya beda komplek saja. Kami memiliki hobi yang berbeda-beda. Tetapi
kami tetap satu karna kami adalah sahabat.
Aku mempunyai 4 sahabat yang sangat menyayangiku.
Mereka sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri. Mereka adalah segalanya
bagiku. Mungkin aku tak akan bisa seperti sekarang ini tanpa adanya mereka.
Pertama adalah Kae Nara dia sangat menyukai
olahraga bela diri, meskipun begitu dia masih terlihat sisi seorang yeoja-nya.
Sesekali dia akan pergi ke salon bersama eommanya, sesekali juga dia akan membeli
alat kosmetik untuk dia kenakan. Dia adalah satu-satunya sahabatku yang berjenis kelamin sama
sepertiku. Dia sangat baik denganku. Bahkan terkadang aku berpikir bahwa dia
adalah malaikatku ku. Karna dia selalu ada disaat aku butuh.
Yang kedua adalah Jeon Jungkook, dia seseorang
yang sangat mengerti tentang seluk beluk perempuan dia tau bagaimana ekspresi
seorang perempuan yang sedang berbohong atau tidak. Dia adalah satu-satunya
sahabat yang memiliki pemikiran yang sama denganku. Dia juga sangat manis,
ketika dia baik. Tapi dia juga akan seperti monster saat dia marah. Terkadang
saat dia marah aku sampai tak tau apakah itu benar dia atau bukan. Dia sangat
suka menggambar, dia pernah menggambar wajahku tahun lalu ketika aku sedang
berulang tahun. Itu adalah kado berkesan yang pernah aku terima selama ini.
Yang ketiga adalah Jung Ho Seok dia adalah
satu-satunya sahabatku yang mempunyai pemikiran yang dewasa. Sesekali dia akan
memarahi kami saat kami berbuat salah. Dia adalah seseorang yang tak bisa
menentang ibunya. Dia sangat menyayangi ibunya bahkan lebih dari pada dirinya
sendiri. Dia adalah seorang yang fashioneble dia sangat menyukai fashion dan
dia tau banyak tentang fashion.
Yang keempat adalah Park Jimin dia mempunyai
kharisma yang sangat kuat. Bahkan para yeoja akan terasa meleleh jika bertemu
dengannya. Dia yang paling populer diantara kami. Dia sedikit manja kepada
orang tuanya. Dia adalah yang paling jahil diantara kami. Terkadang kami merasa
kesal dengannya tapi tak sekalipun kami berani memarahi atau menegornya. Entah
apa yang membuat kami menjadi tak berdaya saat melihat wajahnya. Tapi yah
itulah yang kami rasakan, kami seakan tersihir oleh sihir yang mematikan. Dia
sangat menyukai olah raga basket dan dia ingin menjadi pemain basket yang hebat
suatu saat nanti.
Dan sekarang giliran aku. Aku sangat menyukai
hal seperti balap motor, memanah,
menembak. Ini mungkin sedikit terdengar
aneh bagi semua orang karna ini terlalu tidak biasa bagi seorang yeoja
sepertiku, aku menyukai suatu hal yang bukan sewajarnya seorang yeoja sukai.
Biasanya seorang yeoja yang baru menginjak dewasa sepertiku akan pergi ke mall
membeli barang-barang yang cantik untuk dikenakan atau pergi kesalon untuk
sekedar mengubah gaya rambut atau bla…bla..bla.
Tapi yah inilah aku, ini adalah gambaran aku apa
adanya tanpa ada pengurangan atau penambahan sedikitpun. Entah apa yang
membuatku menyukai itu semua. Seperti halnya balap motor. Balap Motor seakan
sudah mendarah daging bagiku .Ini adalah sesuatu yang aku rasakan saat pertama
kali mencoba mengikuti arena perlombaan balap motor 5 tahun yang lalu.
∞∞Just One Day∞∞
Flashback
on.
“Ppreum…. Ppreum… ppreum..!”.
Suara itu begitu mengiang ditelingaku. Ini pertama kalinya aku mengikuti perlombaan
seperti ini. Ini sedikit menakutkan bagiku tapi entah mengapa rasa percaya diri
seketika menghantuiku.
Aku melihat sorak ceria sahabat-sahabatku yang
menyemangatiku untuk mengikuti perlombaan ini. Aku tau mereka sangat khawatir
terhadapku tapi dengan mereka yakin bahwa aku akan baik-baik saja semua rasa
khawatir itu seketika menghilang. Aku adalah satu-satunya yeoja di arena balap
ini.
Ini gila,
aku merasakan bahwa mungkin aku sudah gila mengikuti ini. Tapi entah kenapa aku
sangat ingin mengikuti perlombaan ini. Appaku yang notabennya adalah seorang pengacara
selalu melarangku untuk menaiki motor.
Dia berpikir bahwa aku akan menjadi gadis yang nakal jika aku mengendarai motor.
Itu adalah alasan yang tak masuk akal bagiku. Ini keren, motor adalah nafasku,
aku berpikir bahwa aku akan terlihat keren jika aku menaiki motor. Tapi kenapa
dia melarangku?, membuatku frustasi sampai aku melakukan aksi kabur untuk
menghindarinya.
Oke, dia benar aku memang sudah menjadi gadis
nakal sekarang. Tapi aku tidak peduli dengan itu semua. Inilah aku, kumohon
terimalah aku apa adanya, aku ingin hidup bebas tanpa adanya paksaan dari
siapapun. Aku ingin bebas seperti burung yang bertebangan diangkasa sana.
Menikmati hembusan angin yang sebagian menerpa tubuhnya. Aku ingin bebas
kumohon.
“Han Chaerin-yaa, kau pasti bisa!, berusahalah dan
jangan buat kami khawatir!”. Suara keras dari Nara seketika membuyarkan
lamunku. Aku menengok kearahnya lalu aku membuka helmku perlahan.
“Berjanjilah kau akan membelikanku daging jika aku
menang nanti”. Teriakku kepada Nara, dia tersenyum kearahku lalu sesegera
mungkin memberikan kedua jempolnya kepadaku yang menandakan bahwa dia setuju
dengan tawaranku.
“ Yaa, kami tidak akan bertemu denganmu lagi jika
kau berbuat hal yang dapat mengkhawatirkan kami. Arra?” Teriak Ho Seok
kepadaku, aku melihat aura kekhawatiran terpancar dari wajahnya. Tapi itu semua
malah membuatku ingin tertawa.
3…
2…
1…
Goooooooo……….!
Aku melajukan motorku dengan kecepatan tinggi. Aku
merasakan ada semangat yang membara dalam tubuhku.
“Aku, harus menang!” Ucapku menyemangati diriku
sendiri.
Bukankah ini hebat, aku melajukan motorku
sekarang. Dan ini lebih seru dibandingkan harus bermain game balap motor di
ponselku. Aku berada di posisi keempat sekarang.
“Ayo Chaerin, Tunjukan kemampuanmu kepada mereka!”
Teriak Jimin yang entah mengapa setiap kata yang terucap dari bibirnya semakin
menambah ambisiku untuk menang.
Aku semakin mempercepat laju motorku. Aku berusaha melewati beberapa pembalap lainnya.
Dan aku berhasil, aku berada di posisi pertama sekarang. Bukankah ini hebat?
“Haha, aku membuat kemajuan saat ini juga! Akan
kubuktikan pada mereka bahwa seorang yeoja tak bias diremehkan begitu saja!”
Seruku dari balik kaca helmku.
.
.
.
Dan akhirnya FINISH.
“Yehey, aku berhasil!” Teriakku sembari melepas
paksa helm yang kukenakan. Aku tersenyum bahagia kala melihat keempat sahabatku
yang berlari kearahku.
“Kau benar-benar hebat Chaerin” Kata Jimin yang
langsung saja memelukku.
“Omo, omo, omo! Apakah ini mimpi? Jimin memelukku?
Bukankah ini yang selalu kuharapkan?” Ucapku dalam hati.
“Jimin-ya
lihatlah kau membuat chaerin tak dapat bernapas! Apa kau mau membunuh chaerin
secara perlahan?” Seru jungkook yang sepertinya tak suka melihat kami
berpelukan.
Flashback off.
Flashback off.
∞∞Just One Day∞∞
Aku sangat merindukan sahabat-sahabatku. Sahabat
yang selalu mendukungku. Sahabatku yang walaupun mereka jahil namun mereka
sangat baik. Sahabat yang sangat-sangat-sangat aku sayangi. Aku merindukan
semua hal tentang mereka. Namun kini aku hanya bisa mematung sendiri disini
sembari mengingat kenangan-kenangan indah bersama mereka.
Aku pindah ke Canada tahun lalu. Itu adalah mimpi
buruk bagiku, karna semenjak itu aku tidak pernah bisa lagi bertemu ataupun
berkomunikasi dengan mereka. Kami kehilangan kontak karna ponselku yang lama
disita oleh appaku, aku sangat meridukan gemerlap kota Seoul. Aku ingin pulang,
aku ingin ke Seoul sekarang juga! Aku merindukan sahabat-sahabatku, aku juga
sangat merindukan appa dan eomma.
“Aaaaakkkkkkhhhhhh!” Aku mengacak asal rambutku,
mungkin frustasi tengah melandaku saat ini juga.
“Yaa, Appa kenapa kau mengirimku kesini?Kenapa kau
mengirimku ke tempat Eonnie!” Teriakku
lagi dari balik jendela kamarku. “Aissh, menyebalkan!”Lanjutku.
“Yaa, Yeoja Pabo! Apa yang kau lakukan sekarang
ini? Apa kau tak tau jam berapa sekarang ini?” Teriak seorang namja dari
sebrang apartemen eonnieku.
“Memang apa
pedulinya denganmu? Ini mulutku aku bebas menggunakannya!” Teriakku
membalasnya. Aku sangat mengenal namja itu, namja itu adalah alasan terbesar
yang membuatku tak betah hidup disini. Dia sangat menyebalkan. Sangat-sangat
menyebalkan terlebih lagi dia satu sekolah denganku.
“Aku tau
kau punya mulut! Tapi pergunakan mulutmu itu dengan baik, jangan sampai aku
merobek mulutmu besok pagi!” Ucapnya dengan nada tinggi.
“Heol! Lakukan saja semaumu aku tidak peduli”.
Setelah mengucapkan itu aku langsung saja menutup jendela kamarku kasar. Aku
sangat kesal dengan namja itu aku sudah cukup bersabar selama ini dan kupikir
aku akan mulai membalasnya besok.
“Apa? Dia mau merobek mulutku? Lihat saja akan
kurobek duluan mulutnya besok!” Ancamku kepadanya.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi, aku
membasuh wajahku perlahan dan kemudian kulanjutka dengan menggosok gigi.
“Awas saja, akan kubalas kau!” Kesalku padanya, “Namja
itu pertama kali aku bertemu dengannya kukira dia sangat baik karna dia
memiliki senyaman semanis gula. Tapi ternyata…….”
“Akkhhhh
kenapa aku jadi memikirkan namja pabo itu!”. Ucapku yang seperti orang bergumam
karna mulutku terpenuhi oleh busa. Aku membilas mulutku lalu langsung saja
kulangkahkan kakiku menuju tempat tidurku. Tak lupa sebelum tidur aku memutar
lagu milik BIGBANG berjudul Blue, lalu langsung saja kubanting asal tubuhku di
ranjang tempat tidurku.
∞∞Just One Day∞∞
Aku melihat sebuah kilauan cahaya menerobos
sebagian wajahku, yang seketika memaksaku untuk membuka mata.
“Chaerin-yaa, apa hari ini kau tak pergi kesekolah?”
Suara lembut eonniku seketika membuat mataku menjadi setengah terbuka.
“Eonnie jam berapa sekarang?”. Tanyaku yang masih
belum bisa membelalakkan mata.
“Mungkin sekarang
sudah pukul 07.15 a.m!” Suara lembut eonnie seketika membelalakkan mataku.
“Eonnie-yaa kenapa kau tak membangunkanku dari
tadi? Aku sudah terlambat lima menit,bisa-bisa aku digantung oleh guru botak
itu hari ini!”Tanpa basa-basi aku pun langsung saja berlari menuju kamar mandi
lalu menggosok gigiku dan setelah itu aku berlari mengambil seragamku dan
langsung saja kupakai.
“Eonnie, bisa antarkan aku sekarang juga? Aku tak
punya waktu untuk menunggu bus!” Ucapku tergesa-gesa.
“Aku hanya bercanda denganmu kenapa kau
menanggapinya dengan serius? Ini baru pukul 06.00 kita masih punya waktu 1 jam
untuk bisa pergi ke sekolah, lagi pula kau akan pergi kesekolah tapi kau tak
mandi, apa kau tak malu? Sana bersihkan tubuhmu!” Kata eonnieku sembari menahan
tawa.
“Eonnie,
kenapa kau mengerjaiku? Aishh!” Kesalku
padanya.
∞∞Just One Day∞∞
[Canada,
06.35 AM]
Aku berangkat dari rumahku menuju sekolahku dengan
mengendarai sebuah mobil yang cukup besar.
“Eonnie,
aku yakin kau punya banyak uang karna sekarang kau sudah bekerja menjadi
seorang pelatih ballerina di Canada ini, jadi…. Belikan aku montor ya..ya!”
Ucapku sembari memohon-mohon padanya.
“Bukankah
kita sudah mempunyai mobil ini?”. Tanya eonnie kepadaku.
“Aku tau
tapi ini mobil bukan motor, ayolah belikan aku, aku berjanji aku akan menjadi seorang
dongsaeng yang baik jika kau belikan motor nanti!” Eonnie ku tersenyum sejenak
lalu langsung saja dia menghentikan paksa laju mobilnya.
“Kau bilang
kau sangat menyukai motor! Pasti kau tau banyak tentang motor bukan?” Tanya
eonnie beruntun terhadapku.
“Ne, wae?” Tanyaku menanyakan balik.
“Aku tau
kau mengenal pria itu karna dia memakai seragam sekolah yang sama persis
seperti punyamu, dan dia sekarang sedang kesusahan, kurasa motornya mogok kau
bisa membantunya bukan?”Ujar eonni perlahan kepadaku.
“Tentu saja aku bisa membantunya tapii….! Shireo!”
Ucapku mengelak, karna aku baru menyadari bahwa seseorang yang ditunjuk eonni
itu adalah Kim Namjon teman dari seseorang yang
membuatku kesal tadi malam.
“Wae? Kenapa kau tak mau? Tak seharusnya kau
seperti itu, kajja bantu dia!” Ujar eonni memaksaku, dan akhirnya dengan berat
hati aku turun dari mobil besar ini.
∞∞Just One Day∞∞
“Permisi,
apa motormu ada masalah?” Ucap manis eonniku kepadanya.
“Ah, kurasa begitu!” Kata namja itu sembari
menggaruk rambutnya asal. “Aku tak tau banyak tentang motor, dan sekarang motor
ini tak mau jalan sedangkan aku harus sesegera mungkin datang kesekolah karna
aku ada rapat kelas pagi hari ini.” Jelasnya kepada eonniku.
“Tak tau banyak hal tentang motor tapi masih nekad
mengendarainya, tsk..tsk..tsk!” Sindirku kepadanya. Tak selang lama eonni
menginjak kakiku. “Ahhh, appo!” Ringisku sembari mengelus-elus kakiku sendiri.
“Aissh, baiklah mana motor buntutmu itu?.”
Aku mencoba mengecek semua hal yang aku tau,
sampai akhirnya aku menemukan masalahnya dan sesegera mungkin memperbaikinya.
Tak selang beberapa menit aku sudah bisa memperbaikinya.
“Cobalah!” Ujarku kepadanya. Tanpa basa-basi dia
langsung saja mencoba menghidupkan mesin di motornya. “Ppreum…. Ppreum” Suara
itu seketika membuatku tersenyum. “Dalam urusan ini memang aku yang paling
hebat” Gumamku.
“Kau memang yeoja yang hebat, aku belum pernah
melihat yeoja sekeren dirimu! Lantas apakah yang harus kulakukan untuk membalas
kebaikanmu ini!” Aku sudah menduga ini akan terjadi.
“Aku hanya ingin kita berangkat bersama ke sekolah
mengendarai sepeda motormu dan aku yang menyetirnya”. Ujarku yang disertai
senyum smirk di bibirku.
“T-ttapi, bagaimana dengan eonnimu?” Tanyanya
kepadaku. Aku tau dia hanya mengelak.
“Aku bisa mempercayakan Chaerin kepadamu bukan?”
Setiap kata yang keluar dari mulut eonni seketika membuatku tersenyum bahagia.
“Kau memang eonni yang bisa diandalkan” Ucapku dalam hati.
“Tapi sebaiknya, biar namja ini yang menyetir
motornya!” Launjut eonni yang seketika membuat senyuman dibibirku menghilang.
“Ahh, eonni!! Waeyo?” Rengekku padanya. “Padahal
baru saja aku memujinya” Seruku dalam hati karna aku masih tak terima dengan
ucapan eonni.
“Atau kau berangkat bersamaku!” Kata eonni sembari
memberikan senyum smirknya kepadaku.
“Aissh, arraseo!” Pasrahku padanya. “Baiklah, itu
lebih baik dari pada aku tak pernah menaiki motor lagi” Lanjutku berbicara.
∞∞Just One Day∞∞
Aku melangkahkan kakiku keluar rumah. “Udara yang
tak begitu buruk!” Aku menghirup udara itu perlahan lalu kemudian membuangnya.
“Apa ini musim salju?” Kataku terkejut melihat banyak salju berjatuhan di depan
apartemenku. “ Ahh, disini sangat dingin!” lanjutku berbicara.
“ Ini memang awal musim salju my dongsaeng!”
Ucapan itu seketika membuat kepalaku mendongak ke arah sumber suara.
“Hyung! Apakah itu kau?” Tanyaku yang masih tak
percaya. “B-b-agaima-mana bisa kau disini? Bukankah kau di Seoul? Ahh tidak, apakah
aku bermimpi?” Ujarku yang bertingkah tak karuan.
“Haha, apa sebegitu rindunya kau terhadapku?”
candanya memulai lelucon. “Apa kau sangat merindukan wajah tampan hyungmu ini?”
Ucapnya sembari memberikan wink kepadaku.
“Aiiisshh, kau masih saja seperti itu hyung! Kau
sangat menjijikkan. Tapi kau benar, sudah 2 tahun aku tak melihatmu!” Aku
langsung saja memeluk erat tubuh hyungku itu.
Ini pertama kalinya aku tersenyum sangat bahagia.
Entah kenapa aku sangat merindukan hyungku yang satu ini! Yaah, walaupun
sebenarnya sih dia hanya hyung angkatku saja. Tapi aku sangat merindukannya.
Dia bukan pacarku tapi aku sangat merindukannya itu sangat aneh bukan?. Heii
jangan berpikir bahwa kami gay. Aku merindukannya karna dia yang selama ini
bersamaku. Dia yang selama ini merawatku, dia yang selama ini membelaku dari
amarah appaku. Dan dia bisa dibilang sebagai malaikatku.
“Bagaimana bisa kau disini? Apa kau tak ada jadwal
pemotretan?”Tanyaku kepada hyungku sendiri.
“Kau pikir aku akan berlibur disini? Aku kesini karna
ada jadwal pemotretan disini!” Ucapnya sembari menjitak kepalaku kasar.
“Aiisshhh, kau membuat mood ku jelek hari ini!
Baiklah, nikmati apartemenku sepuasmu, karna aku harus sesegera mungkin menuju
sekolah untuk menuntut ilmu okay.”
“Sejak kapan kau menyukai sekolah?” Tanya hyungku
heran.
“Sejak tadi pagi!” Kataku dingin. “ Ini kunci
apartemenku, dan nikmati pulau kapukku itu!” Ujarku sedikit menyindir
kepadannya.
“Arraseo…Arraseo!” Ucap hyungku yang kemudian
berlalu meninggalkanku dan masuk menuju apartemenku.
∞∞Just One Day∞∞
Oke, sekarang tibalah aku di sekolah yang nyaris
sama sekali tak kusuka, karna mungkin aku akan melihat seorang yeoja yang
kusuka. Aku tak pernah bisa tenang melihatnnya, jantungku selalu berpacu kuat
ketika melihat wajahnya. Aku selalu bersikap dingin didepannya seperti orang
bodoh. Aku hanya ingin mengelak dari perasaan ini. Sebenarnya aku masih tak
percaya kenapa aku menyukainya ini aneh, dia bukan yeoja idamanku tapi aku
menyukainya? Bukankah ini sangat tidak masuk akal?
Aku membuka pintu mobilku perlahan, dan kemudian
langsung saja aku menuruni mobil mewah pemberian appaku ini. Tak lupa aku
langsung saja mengambil sebuah kacamata bewarna hitam pekat di saku celanaku.
“Kuharap aku tak melihatnya kali ini!” Seruku sembari memakai kacamata itu.
Namun tak selang beberapa menit sebuah motor yang berlalu tepat dihadapanku
membuatku membuka paksa kacamataku.
“Bukankah itu Chaerin dan Namjoon?” tanyaku yang
sukses bembuat mulutku menganga.
Apa yang
akan kau lakukan jika melihat orang yang sekarang telah berada
dihatimu,tiba-tiba saja bersama sahabatmmu?
Sakit bukan?
Rasanya hatiku seperti tertusuk oleh sebilah
pedang.
Apa yang
seharusnya aku lakukan sekarang?
Aku seorang Namja dan sekarang aku tak berdaya!
Aku mematung sejenak, tubuhku sangat sulit untuk
kugerakkan. Hatiku sakit benar-benar sakit. Ini pertama kalinya aku merasakan
hatiku sesakit ini selama aku terlahir didunia ini. Bisakah ini hanya mimpi?
Kumohon bisakah ini hanya mimpi?
KRIIINGGG…..KRRIINNGGG
[Bel sekolah telah berbunyi]
∞∞Just One Day∞∞
-- 1003
Cheongdam-dong Gangnam-gu Seoul ---
[Korea
Selatan, Seoul 03.00 PM]
Kae Nara pov.
Drrrtttt…Drrttt…..
“Yaa, apa kau lupa dengan janji kita?” Teriak seorang namja dari
ujung telephone. “Kau tau? aku sudah menunggu selama 30 menit di depan rumahmu”
Teriak namja lain yang memarahiku.
“Janji? Janji apa? Aku sedang tidur, kenapa kau selalu mengganggu
mimpi indahku hah?” Teriakku balik.
“Mworago, kau lupa? Bukankah kau yang meminta kami untuk pergi ke
rumahmu, kemaren? Bahkan kemaren kau merengek agar kami mau menjemputmu karna
mobilmu sedang diperbaiki”. “Sekarang cepat bangunlah, dan bersiaplah untuk ke rumah
HoSeok. Karna aku sudah lelah menunggumu, tau begitu aku tinggal saja kau dari
tadi!” Omel namja yang lainnya.
“Arraseo arraseo! Aisshh… dasar laki2 memang tak bisa untuk
bersabar!” Omelku yang kuakhiri dengan membanting asal ponselku di ranjang
tempat tidurku.
Skip.
“Kenapa kita berheti di toko ini? Kau mau membeli kue untuk siapa?
Pacarmu?” Kataku beruntun kepada Park Jimin
sahabatku.
“Ah, kau memang pelupa!” Ucap Jimin terhadapku.
“Sudahlah lebih baik bersegeralah turun!” Seru Jungkook
menambahkan.
Aku masih bingung dengan mereka, apa yang mau mereka lakukan
sebenarnya? Siapa yang berulang tahun? Kenapa mereka berhenti didepan Cake
Shop!
“Ah, ya…ya..ya! Tanggal berapa sekarang?” Tanyaku yang baru turun
dari mobil.
“ 5 Desember wae? Kau ingat sesuatu?” Ujar Jimin menyindirku.
“Ahh, aku ingat sekarang! Bukankah hari ini hari ulang tahun namdongsaengnya
HoSeok?Kalau tidak salah namanya Jung Ho Nam?” Seruku yang baru mengingat
sesuatu.
“Baru ingat kau sekarang? Pikiranmu dari tadi kemana saja? Dasar
tak peka!” Kata Jimin yang kemudian berlalu didepanku.
“Heol, aku kan hanya melupakan sedikit!” Ucapku sembari melipat
kedua tanganku di dada.
“Sedikit kau bilang!” Tambah Jimin yang kemudian menoleh kearahku
“Ya, apa kalian akan terus bertengkar seperti kucing dan tikus?
Sudahlah, aku sudah terlalu malas melihat kalian bertengkar lagi.” Teriak
Jungkook yang berada diantaraku dan Jimin.
“Arraseo!” Sentak ku dan Jimin bersamaan kepada Jungkook.
“Tsk, sudahlah! Andai saja ada Han Chaerin disini pasti aku tak
akan sendirian menghadapi kalian sekarang!”
∞∞Just One Day∞∞
[Canada, 05. 39PM]
Suga Pov.
Ku berjalan menyusuri jalan kota yang dipenuhi oleh hiruk pikuk
aktifitas manusia. Mobil Acura bewarna hitam terang yang kukenakan untuk pergi
kesekolah tadi pagi kini sudah tak lagi bersamaku.
Dan kini hanya sebuah sepatu bermerek nike yang mengiringi langkah
gontaiku. Aku berjalan sembari melihat sekeliling, merasakan
adanya hembusan angin sore yang menerpaku. Entah apa yang kurasakan saat itu,
seketika aku teringat akan suatu hal.
Bayangan
itu masih tertata rapi di memoryku. Bagaimana aku bisa melupakan kejadian tadi
pagi di sekolah dengan mudahnya?
Bagaimana bisa aku melupakannya?
Bagaimana bisa?
.
.
.
.
Aku melihat Chaerin dan Namjoon tadi pagi tengah
tertawa terbahak2 di taman sekolah. Mereka selalu bersama kemanapun mereka
pergi! Entah apa yang mereka bicarakan! Tapi itu membuat hatiku sakit.
Aku tak ingin membencinya karna dia adalah
sahabatku, tetapi mengapa rasa benci ini tumbuh?
Bisakah aku merelakan ini semua?
Bisakah aku
merelakan Chaerin?
Jujur saat ini juga aku ingin menghilang dari
dunia ini. Terlalu sakit untuk kurasakan.
Ini benar-benar sakit kumohon tuhan jangan biarkan aku seperti ini. Aku
tak ingin membenci sahabatku. Dia adalah sahabatku, satu-satunya sahabatku. Tak
sepantasnya aku membencinya.
Tiba-tiba saja terdengar senandung lagu yang
membuatku menghentikan langkahku. Aku melihat pengamen jalanan yang menyanyikan
sebuah lagu yang dapat menggetarkan jiwaku.
" Idina Menzel - Let It Go"
Let it go, let it go
Can’t hold it back anymore
Let it go, let it go
Turn away and slam the door
I don’t care
What they’re going to say
Let the storm rage on,
The cold never bothered me anyway
It’s funny how some distance
Makes everything seem small
And the fears that once controlled me
Can’t get to me at all
It’s time to see what I can do
To test the limits and break through
No right, no wrong, no rules for me
I’m free
Let it go, let it go
I am one with the wind and sky
Let it go, let it go
You’ll never see me cry
Here I stand
And here I'll stay
Let the storm rage on
My power flurries through the air into the ground
My soul is spiraling in frozen fractals all around
And one thought crystallizes like an icy blast
I’m never going back,
The past is in the past
Let it go, let it go
And I'll rise like the break of dawn
Let it go, let it go
That perfect girl is gone
Here I stand
In the light of day
Let the storm rage on,
The cold never bothered me anyway
Lagu itu rasanya seperti diperuntukkan kepadaku. Aku tak ingin
menangis tetapi kenapa air mata ini semakin deras membasahi pelupuk mataku!
“Ahhh, ayolah apakah aku
menagis?” Seruku pada diriku sendiri. Aku melangkah pergi dari kerumunan
orang-orang yang juga melihat konser sederhana itu. Sekarang aku baru menyadari
bahwa Cinta tak semudah membalikkan tangan.
∞∞Just One Day∞∞
Kae Nara Pov.
Tok..tok..tok
“Nde, changkaman-yo” Ucap seorang yeoja paruh baya dari balik
pintu rumahnya. “Ah , kalian mari masuklah!” Tambahnya kepada kami.
“Ne eommanim!” Ujar kami bersamaan. Kini aku Jungkook dan Jimin
tengah berada di rumah HoSeok sahabat kami. Setelah sekitar 10 menit kami menunggu akhirnya HoSeok datang.
“ Kau sudah
bawa kuenya?” Hoseok melirik kearah Jimin sejenak ia melihat sebuah kantong
plastik berukuran besar bertuliskan Cake Shop. Dan itu sudah membuat HoSeok
yakin bahwa Jimin sudah membawakan pesananya.
“Tentu!”
Singkatnya menjawab. “Dan kapan kita mulai menjalankan rencana pertama kita?”
Tambahnya menanyakan.
“Mungkin saat
ini juga! Tapi tunggu sebentar..!” HoSeok melangkah pergi dari tempat
semulanya. Ia pergi ke lantai atas yang ku ketahui adalah kamarnya. Entah apa
yang akan dia lakukan karna aku sama sekali tak tau dengan rencana ini.
“Sebenarnya
kalian akan merencanakan apa ‘sih’!” Tanya polosku kepada Jimin. Jimin terdiam
sejenak lalu menghembuskan napas perlahan.
“Jangan bilang
kau melupakannya lagi!” Katanya yang sepertinya kesal denganku. “Kapan sih kau
akan sembuh dari penyakit amnesiamu itu? Sebaiknya segeralah kau pergi ke rumah
sakit jiwa agar penyakitmu itu segera sembuh. Kau mengerti?” Dia menekankan
kata rumah sakit jiwa itu dengan mantab dan itu membuatku ingin menerkamnya,
karna aku sudah kesal dengannya. Aku meremas jariku kuat-kuat, rasanya aku
ingin melayangkan tinjuku ke wajahnya. Tapi mengingat bahwa dia adalah
sahabatku sendiri aku mengurungkan niatku.
“
Sebaiknya kau berhati-hati dengan Nara!
Lihatlah mukanya sudah memerah kesal denganmu. Atau kau akan habis disini” Aku
menoleh ke arah Jungkook perlahan dia lalu membuang muka denganku.
“Kajja kita
berangkat!” Seru HoSeok yang sudah berada diambang pintu.
-
-[SKIP TIME]
-
Selama
diperjalanan Jungkook menceritakan semua rencana yang akan HoSeok buat untuk
dongsaengnya kepadaku. “Kau sudah mengerti?” Ia bertanya padaku dan dia menatap
wajahku tajam-tajam mungkin jarak wajah kami sekarang hanyalah 5 cm, matanya
yang begitu bening memukau diriku membuatku melontarkan hal yang membuatnya
tersipu malu.
“Aku baru
menyadari bahwa kau sangat tampan!” Entah apa yang kupikirkan saat itu juga,
kenapa aku melontarkan hal yang bodoh. Bukankah selama ini aku selalu
melontarkan hal yang sama kepada HoSeok dan Jimin? Kenapa ketika aku
melontarkan itu semua ke Jungkook rasanya seperti ada hal yang berbeda?
HoSeok tak
sengaja menyentuh rem-nya kasar. Dan itu semua membuat bibir kami menyatu
dengan mudahnya. Aku sangat terkejut dengan ini semua, langsung saja kubungkam
mulutku sendiri. Aku melihat ekspresi yang sama dari Jungkook. Dia nampak
sangat terkejut dan membulatkan matanya perlahan.
“Oh tidak,
first kissku?” Pikirku dalam hati, aku menyadari sesuatu yang membuatku merasa
sangat malu di depan jungkook. Dan sekarang aku hanya bisa duduk tenang di
kursi belakang bersama jungkook, dan mungkin saat ini juga kami seperti patung yang
tak dapat bergerak. Canggung itulah yang kami gambarkan saat ini, kami berdua
masih mematung sendiri disini, di kursi belakan mobil Jimin. Kurasa Jimin dan
HoSeok tak tau akan kejadian tadi. Karna mereka masih fokus melajukan mobilnya.
Jimin menoleh kearah
kami berdua, dia memiringkan kepalanya perlahan. “Kurasa ada yang aneh dengan
kalian!” Ucapnya yang melihat kami. “Bukankah tadi kalian sangat berisik, tapi
kenapa sekarang kalian hanya mematung seperti mayat?”.
“Ani!” Seru
kami bersamaan, aku menoleh ke arah Jungkook sejenak. “Gwaenchana-yo”. Lanjut
kami. Aku tak mengerti kenapa jungkook selalu melontarkan kata-kata yang sama
denganku. Dan itu semua membuat Jimin semakin curiga kepada kami.
“Apa ada
sesuatu antara kalian? Semisal Secret Love?” Aku melongo sesaat mendengar
ucapan Jimin. Aku tak tau kenapa dia melontarkan kata-kata yang sangat tak
masuk akal.
“Aku…..! Dan
dia?” Kali ini Jungkook angkat bicara. Dia sepertinya sangat terkejut dengan
ucapan Jimin. Jimin hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah kami yang aneh.
“Yaa, apa yang
kau katakan haa?” Pekikku pada Jimin. “Kau benar-benar membuatku Bad Mood hari
ini! Sudahlah lebih baik kau diam saja!” Aku melipat tanganku di dada dan
kemudian membuang muka.
TBC